Sabtu, 09 November 2013

Modus Anomali

Seorang pria, yang kelak diketahui bernama John Evans (Rio Dewanto) bangkit setelah dikubur hidup-hidup. Ia, ditengah hutan, sendirian, dan kebingungan. Mencoba menelepon 911 namun nyatanya, ia telah lupa siapa sebenarnya dirinya.


Ia berjalan, tanpa tujuan, kebingungan. Ia menemukan sebuah kabin didalam hutan tersebut. Ditengah rasa ingin tahunya yang memuncak, ia memutar rekaman video yang ada didalam kabin tersebut. Ternyata video berisi seorang wanita hamil yang dibunuh oleh seorang bertopeng. Kalut, ia mundur. Dan tak disangka menemukan mayat wanita itu. Bingung, tidak tahu apa yang tela terjadi, ia pun lari dari kabin tersebut.
 

Ia berusaha mencari petunjuk apa yang telah terjadi. Ternyata ada dompet disakunya. Ya! Itu merupakan petunjuk pertama. Disana ada sebuah potret. Seorang wanita bersama seorang anak laki-laki dan anak perempuan. Yakinlah ia bahwa mayat di kabin tadi adalah istrinya, Istrinya! Tidak adanya mayat dari kedua anaknya meyakinkan ia bahwa ia harus mencari kedua anaknya yang mungkin sedang dalam bahaya.


Namun ia menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres hutan ini. Pembunuh istrinya! sesosok berjubah! Ia pun menjadi kalut, karena tiba-tiba sesosok berjubah itu tiba dan sepertinya berusaha untuk membunuhnya. Ia takut dan muak. Ia pun menantang sesosok berjubah tersebut. Ia membuat jebakan dan berharap bawa sosok tersebut akan mati. Namun sial, orang yang terkena jebakan tersebut malah anak-anaknya sendiri! Ia pun semakin sedih dan bingung. Apa yang harus ia lakukan?



Well, too much confused in this movie (i felt it too). Hanyalah orang sabar yang akan memperoleh hasil yang indah di akhir adalah ungkapan yang cocok untuk film ini. Joko Anwar, you're... damn! Good job. Paruh awal sewaktu menonton film ini: Si John ngapain? dia siapa? dan saya pun bertanya-tanya kebingungan dan sudah tidak sabar lagi. Untungnya, saya tetap meneruskan menonton film ini (sebenarnyanya saya berniat untuk mematikan dan tidur saja, gak jelas banget nih film). Dan, kebingungan saya terbayarkan! Paruh akhir, saya speechless...
Satu hal yang agak mengganggu mungkin untuk penggunaan bahasa inggris di film ini. Selain apa yang diomongin sama John kebanyakan hanya F-word, semua ini juga dikhianati oleh lagu Bogor Biru dari Band Sore yang berbahasa Indonesia. Sayang sekali, Joko...

But overall, mencekam dan kebingungan dapat. Speechless dengan endingnya pun dapat. Good job!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar