Rabu, 05 Desember 2012

The King Speech

Pangeran Albert, Duke of York (Colin Firth) sebenarnya memiliki bakat besar untuk menjadi orang hebat. Namun, ia selalu tidak pernah percaya diri akibat dirinya yang tidak sanggup berbicara didepan orang banyak. Karena, ia seorang yang gagap.

Pangeran Albert, dan istrinya, Elizabeth (Helena Bonham Carter) mencoba untuk berobat kemana-mana. Namun, bukannya sembuh, pangeran Albert terus merasa tidak sabar dan tetap gagap.
Suatu hari, Elizabeth menemukan seseorang yang dianggap bisa menyembuhkan Pangeran Albert. Orang ini bernama Lionel Logue (Geoffrey Rush).

Lionel Logue pun berusaha untuk mengobati ke-gagap-an Pangeran Albert. Semula Pangeran Albert tidak percaya dengan kemampuan Lionel dan menganggapnya sama saja denga terapis lain. Namun, setelah mendengar rekaman yang berisi Pangeran Albert berpidato dengan lancar, ia pun kembali menemui Lionel Logue.


Lionel ternyata sudah tahu akan kedatangan Pangeran Albert. Ia pun membuat aturan yang harus dituruti oleh Pangeran Albert. Seperti tidak boleh merokok dan terus menerus berlatih vokal. Semua metode yang diketahui oleh Lionel satu persatu diterapkan kepada Bertie (nama panggilan Pangeran Albert). Mulai dari bernyanyi, melafalkan huruf, menarik nafas hingga mengucapkan Tongue Twister,
"I have a sieve full of sifted thistles and a sieve full of unsifted thistles, because I am a thistle sifter." - Bertie
Perlahan ia mulai bisa berbicara dengan normal. Walaupun masih gagap bila berpidato. Pangeran Albert pun lantas terus berlatih dengan Lionel.
Suatu hari, datanglah kakak Pangeran Albert, Pangeran Edward. Ia kembali karena ayah mereka, King George V (Michael Gambon) menderita pneumonia dan diperkirakan tidak akan berumur panjang, Pangeran Albert sebenarnya sangat khawatir apabila King George V meninggal, penerusnya akan bagaimana. Ini semua karena, Pangeran Edward mempunyai hubungan dengan sosialita asal Amerika Serikat, Wallis Simpson yang ternyata telah bercerai 2 kali. Namun tibalah, King George V akhirnya meninggal. Dan penerus selanjutnya adalah, Pangeran Edward.

Ketika Britania Raya dan persemakmurannya dikuasai oleh Pangeran Edward sebagai King Edward VIII , keadaan negara semakin tidak terkendali. Apalagi ketika Prince Albert mengetahui kalau King Edward VIII, menghabiskan uang kerajaan untuk membelikan Wallis kalung. Prince Albert semakin tidak setuju dengan pemerintahan King Edward VIII, karena ia hendak meresmikan hubungannya dengan Wallis secara resmi. Padahal, terdapat sebuah peraturan bahwa seorang Raja tidak boleh menikahi janda/duda. Karena cintanya terhadap Wallis itulah, King Edward VIII memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan, bahkan sebelum ia sempat dinobatkan dan dimahkotai.

Sebagai ganti King Edward VIII, dipilihlah Prince Albert untuk menggantikannya. Dengan nama, King George VI. Semula, King George VI, sanatlah gugup. Ia takut bila kejadian gagap saat berpidato-nya terulang kembali. Oleh karena itu, walaupun sempat berseteru, King George VI, tetap memanggil Lionel untuk membantunya.


Puncaknya, saat Jerman menolak untuk mudur dari Polandia. Sepertinya, akan terjadi perang dunia kedua. King George VI sebagai pemimpin kerajaan pun ditugaskan untuk berpidato untuk menenangkan rakyat. King George VI sangat gugup dengan hal ini. Apalagi, siaran kali ini akan didengar langsung oleh seluruh dunia melalui saluran radio BBC.

Lionel pun segera dipanggil untuk kembali memandu King George VI berpidato. Dengan aba-aba dari Lionel, King George VI berhasil berpidato dan disambut sorak-sorai rakyat Inggris dan persemakmuran.
"In this grave hour, perhaps the most fateful in our history, I send to every household of my peoples, both at home and overseas, this message, spoken with the same depth of feeling for each one of you, as if I were able to cross your threshold and speak to you myself. For the second time in the lives of most of us, we are at war. Over and over again we have tried to find a peaceful way out of the differences between ourselves and those who are now our enemies. But it has been in vain. We have been forced into a conflict, for we are called to meet the challenge of a principle, which, if it were to prevail, would be fatal to any civilized order in the world. Such a principle, stripped of all disguise, is surely the mere primitive doctrine that might is right. For the sake of all that we ourselves hold dear, it is unthinkable that we should refuse to meet the challenge. It is to this high purpose that I now call my people at home, and my peoples across the seas, who will make our cause their own. I ask them to stand calm and firm and united in this time of trial. The task will be hard. There may be dark days ahead, and war can no longer be confined to the battlefield. But we can only do the right as we see the right, and reverently commit our cause to God. If one and all we keep resolutely faithful to it, then, with God's help, we shall prevail" - King George VI speech
 `Epilog, akhirnya Lionel tetap menjadi sahabat King George VI hingga akhir hayatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar