Minggu, 04 Mei 2014

American History X

Film besutan Tony Kaye ini menyinggung tentang masalah yang cukup sensitif, yaitu masalah rasisme. Dimainkan dengan sangat baik oleh Edward Norton dan Edward Furlong, film ini berhasil membuat perasaan saya menjadi tidak enak. Terimakasih, Norton dan Kaye.

Derek Vinyard (Edward Norton), seorang kulit putih yang rasis. Ia sangat membenci kaum Amerika-Afrika melebihi apapun. Ia menganggap, warga kulit hitam tidak pantas tinggal di Amerika Serikat. Selain itu, ia punya dendam tersendiri karena ayah Derek meninggal di tangan drug dealer yang kebetulan berkulit hitam. Derek pun bergabung dengan suatu geng rasis Neo-Nazi.
Pada suatu malam, beberapa orang kulit hitam akan mencuri mobil Derek. Derek pun membunuh dua orang, sadis pula. Karena itu, Derek pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 3 tahun.


Sementara itu, di hari kebebasan Derek, Danny Vinyard (Edward Furlong), adik dari Derek, disuruh oleh gurunya, untuk menulis suatu essay tentang Derek yang berjudul American History X.
Danny sangat senang, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan sang kakak. Nampaknya, Derek sudah bertobat. Derek kaget dan kecewa setelah mengetahui bahwa Danny mengikuti jejaknya masuk kedalam geng rasis tersebut. Ia menceritakan pengalamannya ketika di penjara kepada Danny dan berharap Danny bisa mengerti.

Bagaimana kisah akhir mereka? Apakah Danny tetap di geng rasis tersebut atau mau mendengarkan Derek?




Jadi, sebenarnya saya tidak tahu apa-apa tentang cerita dari American History X. Tanpa baca sinopsis, tanpa liat trailer, saya memutuskan untuk menontonnya. Dan.... indah namun disturbing.
Dengan penceritaan yang tidak linear, saya dengan mudah dapat mengerti alur cerita. Tony Kaye, great work! Film ini juga membuat Edward Norton diganjar nominasi Best Actor. Dan yah... worth it. Penampilan Norton disini sangat mencuri perhatian. Antara Derek yang lama, yang meledak-ledak dan Derek yang baru, yang lebih manis, yang lebih berusaha untuk mencintai keluarganya.
Dan entah kenapa film ini sangat disturbing... Beberapa part seperti curb scene dan buttrape scene membuat saya menahan nafas. Entah mengapa, film ini berhasil membuat saya menjadi tidak nyaman, terimakasih! Dan juga beberapa scene lainnya yang membuat saya tidak nyaman.

Endingnya... kurang ajar. Kenapa harus begitu, Tony Kaye? Prediksi saya salah total. Perasaan ini sebaiknya dibuang saja.
Terima Kasih.
Reccomended!

8.5/10



Tidak ada komentar:

Posting Komentar