Sabtu, 17 Mei 2014

The Shawshank Redemption

Well, sudah sangat lama, tahu akan keberadaan pemegang ranking satu dalam Top 250 IMDb ini, namun baru sekarang ada niatan untuk menontonnya.



Shawshank Redemption, sebuah prison drama yang menceritakan tentang Andy Dufresne (Tim Robbins), seorang bankir yang ditetapkan menjadi tersangka setelah membunuh istri dan selingkuhannya, seorang pegolf pro. Malam itu Andy sangat mabuk dan merasa tidak melakukan hal itu, namun bukti mengarah padanya. Ia pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Andy lalu dikirim ke Shawshank State Penitentiary.  
Disana, ia bertemu dengan Red (Morgan Freeman), mereka berteman baik dan nampaknya, Red terkesan dengan Andy. Hingga 19 tahun kemudian, sesuatu menggemparkan terjadi....

Saya cuma bisa melontarkan satu kata: speechless. Frank Darabont sekali lagi berhasil membuat saya menumpahkan air mata. Bukan hanya air mata sedih, tapi air mata bahagia. Saya nangis sambil ketawa waktu scene Andy nyetelin lagu italia, dan semua orang yang berada di penjara tersebut sangat terkejut dan terkesima.
I bet Andy said: deal with it. Like a boss.



Shawshank State Penitentiary malah berhasil (!) membuat saya bukannya takut dan jijik, namun malah merasa kasian. Para tahanan itu serasa tidak punya harapan lagi, mereka diperlakukan layaknya sampah, dipukuli oleh sipir. 
Yah memang ada beberapa orang yang tetap menjadi bajingan, tapi... tetap saja adegan Brooks bunuh diri setelah berhasil keluar dari Shawshank State Penitentiary membuat saya menangis. Mereka tidak siap untuk menghadapi dunia. Mereka tidak kuat dengan beban labeling yang sudah terlanjur tertera di dahi mereka. 
Tapi adegan Andy menyalakan musik.... itu merubah semua. Mereka, para tahanan di Shawshank State Penitentiary serasa di manusiakan kembali, setelah selama ini dianggap sebagai kaum pembawa rabies. Begitu pula saat Andy membuat kesepakatan dengan salah satu sipir kejam, Hadley. Ia bisa saja, mati. Tapi tidak, ia tetap melakukan itu dan ia cukup berbahagia dengan melihat teman-temannya menikmati bir dibawah sinar matahari. Mereka serasa kembali menjadi manusia bebas, walau hanya untuk waktu yang singkat.




Dan... tokoh sang warden, Samuel Norton (Bob Gunton), berhasil membuat saya gemas dan membencinya! Berkedok seakan akan manusia suci nan alim, bersembunyi di belakang Tuhan, padahal ia seorang yang korup dan keji, rela melakukan apa saja,  bahkan membunuh untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Well, that's the irony. Sekarang banyak ditemui manusia-manusia layaknya sang warden, menyembunyikan kekejamannya dibalik nama Tuhan.
Ah, saya juga agak kaget karena... The Shawshank Redemption sama sekali tidak mendapatkan penghargaan Academy Awards. Yah... memang sih Oscar tidak bisa menjadi patokan jelek-bagusnya film.



Recommended bangetlah. Pertama kalinya bisa ketawa sambil nangis. There's a light that never goes out, hope.
5/5 perfecto!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar