Senin, 17 September 2012

The Boy in Striped Pajamas


Seorang bocah bernama Bruno (Asa Butterfield) adalah anak dari seorang komandan besar NAZI (David Thewlis). Semula, Bruno, Gretel, kakak Bruno (Amber Beattie) dan Ibunya (Vera Farmiga) tinggal di Berlin. Namun, karena kenaikan pangkat ayah Bruno, maka Mereka sekeluarga harus pindah ke tempat terpencil yang terletak dekat dengan sebuah Kamp Konsentrasi NAZI.
Bruno pun harus meninggalkan teman-temannya. Disana, ia hanya sendirian dan tidak punya teman bermain. Lagipula, Gretel malah asyik berpacaran dengan ajudan ayahnya yang bernama Letnan Kotler (Rupert Friend).

Bruno yang sendirian pun asyik menjelajah daerah sekita rumah mereka. Namun, Bruno sangat tidak diijinkan untuk keluar dari are rumah . Karena disana terdapat sebuah Kamp Konsentrasi dan ibunya sangat membenci hal tersebut.
Di rumah mereka, terdapat seorang Yahudi, Pavel (David Hayman) ia bertugas mengupas kentang. Suatu hari, karena tidak hati-hati Bruno pun terjatuh dari ayunan dan kakinya terluka. Pavel yang mengetahui hal tersebut lantas menolong dan mengobati kaki Bruno.
                   
Bruno: You cut potatoes everyday. Why you can do this?
Pavel  : I practiced as a doctor.
Bruno : You must not have been very good then, if you had to practice.
Suatu hari, saat jamuan makan bersama, Letnan Kotler keceplosan mengatakan bahwa ayahnya tidak mencintai NAZI, Ia malah kabur ke Swiss. Ayah Bruno pun marah dan terus menyindir Letnan Kotler. Pavel yang gemetaran, ketika memberikan minum kepada Letnan Kotler pun tidak sengaja menumpah minuman tersebut. Kotler pun marah besar dan langsung menyeret Pavel kebelakang, memukuli Pavel hingga mati.. dan suara jeritan Pavel terdengar dari telinga Bruno.
Keesokan harinya ketika Gretel mencari kekasihnya, Kotler. Ternyata, Kotler tidak ada dimana-mana. Setelah menanyakan pada ayahnya, Gretel menyadari karena ketidak setiaanya, Kotler dikirim oleh ayahnya ke Garis depan.

Bruno yang menemukan sebuah jalan kecil yang tertutup pun menyelinap keluar dan terus berjalan menuju tempat yang oleh ibunya dinamakan peternakan. Disana, ia melihat, orang-orang memakai piyama bergaris-garis. Peternakan tersebut, sebetulnya adalah sebuah kamp konsentrasi. 
Disana, ia bertemu dengan seorang anak Yahudi bernama Shmuel. Ia pun berkenalan dan lantas menjadi akrab dengan Shmuel.

 Bruno: I'm Bruno.
Shmuel: Shmuel.
Bruno: Sorry?
Shmuel: I'm Shmuel.
Bruno: That's your name? I've never heard of anyone called that before.
Shmuel: I've never heard of anyone called Bruno.
Bruno: Shmuel? No one's called Shmuel.
Mereka pun bermain bersama walau terbatasi dengan sebuah pagar listrik. Setiap mengunjungi Shmuel, Bruno pun membawakan Shmuel makanan. Shmuel pun menjadi sangat menyayangi Bruno walaupun tahu bahwa ayah Bruno adalah seorang tentara. Bruno pun tetap menganggap Shmuel baik walaupun Shmuel adalah seorang Jewish
Akhirnya, Ayah Bruno pun mendatangkan Bruno dan Gretel seorang guru yang bernama Pak Liszt (Jim Norton). Guru tersebut selalu menjelek-jelekan Yahudi. Bruno yang merasa bahwa Shmuel sangat baik pun selalu memprotes keyakinan Pak Liszt.
  Bruno: There is such thing as a nice Jew, though, isn't there?
  Herr Liszt: I think, Bruno, if you ever found a nice Jew, you would be the best explorer in the world
 Suatu hari, Bruno bertemu dengan Shmuel dirumahnya. Ia menjadi pembantu untuk membersihkan seluruh gelas yang ada. Bruno pun menawari Shmuel untuk makan. Shmuel yang kelaparan pun terang saja menerima tawaran Bruno. Namun, tiba-tiba masuklah salah seorang ajudan. Ia menuduh Shmuel mencuri makanan yang ada. Shmuel pun memohon kepada Bruno untuk menolongnya dan mengatakan yang sebenarnya. Tapi Bruno tidak berani dan hanya diam melihat Shmuel dipukuli dan dicaci bahwa ia adalah Yahudi sialan.
Bruno yang merasa bersalah pun mengunjungi kamp konsentrasi untuk menemui Shmuel. Ia menanyakan apakah tinggal di kamp tersebut menyenangkan? karena yang dilihatnya semalam pada saat mengintip kegiatan ayahnya, tampak bahwa kamp tersebut sangat menyenangkan. Shmuel mengatakan bahwa itu semua bohong. Dulu ayahnya adalah seorang pembuat jam tapi karena tertipu dengan film propaganda tersebut, sekarang ayahnya pun menjadi pemukul batu.

Dirumahnya, ibu Bruno pun mencium bau yang sangat tidak sedap. Ia menanyakan bau ini kepada seorang ajudan. Ajudan itu pun dengan santai mengatakan,
They smell worse when they burn, don't they?
  Ibu Bruno pun marah dan meminta pindah rumah kepada suaminya. Ia tidak mau Gretel dan Bruno mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Ibu Bruno pun makin seperti tidak waras setelah berkali-kali bertengkar dengan suaminya dan mendengar tentang kematian mertuanya yang sangat baik hati (Sheila Hancock).
Akhirnya, ayah Bruno pun mengizinkan mereka bertiga untuk pindah. Namun sementara itu, ia akan tetap disini, mengurus keadaan kamp konsentrasi tersebut. Ibu Bruno pun dengan gembira menyampaikan kabar ini kepada Gretel dan Bruno. Gretel yang tentu saja sudah berpisah dengan Kotler menerima kabar ini dengan sangat gembira. Sedangkan, Bruno pun menyadari hal ini, ia harus berpisah dengan sahabatnya, Shmuel.

Beberapa jam sebelum berangkat untuk pindah, Bruno pun mengunjungi Shmuel dan membawa makanan. Ia juga membawa sekop untuk menggali dan masuk kedalam kamp. Bruno telah berjanji akan membantu Shmuel untuk mencari ayahnya yang hilang. 
Shmuel yang telah membawa baju piyama bergaris untuk penyamaran Bruno pun menyemangati Bruno untuk masuk kedalam rumahnya. Bruno pun tampak senang karena akhirnya bisa masuk ke peternakan tersebut. 
Disisi lain, Ibu Bruno yang akan berangkat pun kebingungan mencari Bruno ada dimana. Ia memanggil Gretel dan menyuruh Gretel untuk membantunya mencari Bruno. Ibunya pun masuk ke gudang belakang, menyadari terdapat jalan kecil disana.. Ibunya pun panik dan menyuruh para ajudan untuk membongkar jalan tersebut dan mencari Bruno yang entah hilang dimana. Ibu Bruno pun memanggil suaminya untuk mecari Bruno. Ayah Bruno pun menyadari bahwa, sekarang adalah waktu untuk memusnahkan para Yahudi di kamar gas.
 Sementara itu, Bruno dan Shmuel terus mencari ayahnya. Mereka pun tanpa sengaja diseret dan dimasukkan ke kamar gas.. 




Bruno pun panik. Namun Shmuel menganggap mungkin ini hanya permainan para tentara. Mereka pun berpegangan erat. Dan..
Seluruh keluarganya menyadari bahwa... bau busuk orang terbakar itu mulai tercium.



------------------------------------------

Saya menonton ini beberapa hari yang lalu. And then.. I've cried
Mungkin ada sesuatu yang kurang, bahasa Inggris untuk film NAZI? Seharusnya mungkin berbahasa Jerman. Dan pemainnya kurang banyak yang blonde-blonde
Well, I've cried when the last scene. Ketika Shmuel menenngkan Bruno.. Ketika ibunya menangis.. Ketika ayahnya menyadari seorang Jerman juga meninggal karena kamar gas.. Oh ya, saya menangis ketika si Tua-Jewish Pavel meninggal karena hal sepele.. Tapi baguslah, akhirnya Kotler meninggal.
Dan kalimat-kalimat ironis yang dilontarkan para anak kecil. Mereka bersahabat tanpa mengenal ras dan kedudukan. 
Ironis, karena Bruno mengira bahwa kamp tersebut adalah peternakan. 
Ironis, karena Bruno mengira pagar tersebut hanya untuk menghalau para hewan keluar.. sebenarnya untuk manusia.
Ironis, karena guru mereka mengajarkan suatu propaganda

Well, actually I don't like Jewish too. They, kill many moeslem and all the conspiration. Hahaha. I just love their friendship. Wish I can find one. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar